Manado, Merdeka17.id – Ancaman perdagangan manusia (human trafficking) terhadap pekerja migran Indonesia, khususnya asal Sulawesi Utara, menjadi perhatian serius dalam Seminar Nasional bertajuk “Risiko Menjadi Pekerja Migran Indonesia: Peluang dan Tantangan” yang digelar di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado pada Rabu, 25 Juni 2025.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Tyas Retno Wulan, S.Sos., M.Si., seorang sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman, sebagai keynote speaker, serta dihadiri oleh civitas akademika, mahasiswa, dan aktivis perlindungan migran.
Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kerja Sama Dr. Alfon Kimbal, M.Si. yang mewakili Dekan FISIP Unsrat Dr. Daud Markus Liando, S.I.P., M.Si. mengatakan: “Seminar ini akan sangat membantu kita semua untuk mengetahui peluang dan tantangan dalam menjadi pekerja migran, dan apa juga bahayanya jika menjadi pekerja migran ilegal.”
Tyas Retno Wulan memaparkan bahwa banyak pekerja migran dari daerah seperti Sulawesi Utara berangkat tanpa perlindungan hukum yang memadai. “Permasalahan utamanya adalah minimnya informasi, lemahnya pengawasan agen penyalur, serta tekanan ekonomi yang tinggi.”

Acara ini juga diserangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara FISIP Unsrat dan FISIP Universitas Jenderal Soedirman, dalam rangka penguatan kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang migrasi dan perlindungan sosial.
Seminar ditutup dengan seruan kolaboratif untuk terus memperkuat edukasi, perlindungan hukum, dan pengawasan terhadap praktik migrasi ilegal, demi menjamin keselamatan dan martabat pekerja migran asal Sulawesi Utara.***
Kontributor: Faithly Joel Runtunuwu
Editor: Iwan Ngadiman