Manado,Merdeka17.id – Beredar luas beberapa rekaman video kericuhan kecil, pro dan kontra, besarnya jumlah uang partisipasi orang tua murid di SMP Negeri 1 Manado. Di situ terlihat, cekcok tentang besarnya jumlah uang, yakni empat ratus ribu rupiah yang akan dipungut ke setiap orang tua murid untuk membeli AC dan perangkat lain, yang oleh sebagian orang tua murid dirasa mencekik leher.
Disebut-sebut bahwa pertemuan itu adalah perkumpulan orang tua murid dengan label paguyuban orang tua murid. Namun, belum jelas apakah paguyuban yang dimaksud adalah paguyuban level sekolah, atau paguyuban level kelas tertentu. Merdeka17.id yang mencoba korfimasi ke salah seorang guru pada Sabtu, 23 Agustus 2025 pukul 19.45 WITA, belum bisa memastikan.
Penghasilan Beda
Tergambar, mereka keberatan terutama pengadaan AC di kelas, yang keseluruhan anggaran jika dihitung-hitung: 32 murid dikali empat ratus ribu rupiah sama dengan Rp.12.800.000,- (dua belas juta, delapan ratus ribu rupiah).
“Jangan kase beban. Ampa ratus kali 32 siswa. Berapa banyak anggaran? Jangan, kalau dia pe anak … anak, ada 5 orang anak yang tidak merasa nyaman, no dorang jo baku kumpul, no napa … Jangan beking sama rata karena nilai ekonomi tidak … tiap orang tua tidak sama,” kata seorang Ibu di video lain–sepertinya, mantan murid di sekolah tersebut.
Terjemahan versi Merdeka17.id: “Jangan dibebani lagi. Karena kondisi ekonomi setiap orang tua murid tidak sama. Jika ada 5 murid yang merasa tidak nyaman karena kelas tidak ber-AC maka kelima orang tua murid itu saja yang mengumpulkan uang, kemudian beli AC, dan serahkan ke kelas.”
Bayar Listrik?
Ibu itu juga menjelaskan bahwa keputusan besarnya uang partisipasi yang didalamnya ada biaya untuk membayar rekening listrik, dan lain-lain yang dibebankan ke para orang tua murid tersebut tidak diketahui oleh kepala sekolah.
Tampak juga jika tudingan ditujukan ke Ketua Paguyuban bahwa tidak ada jaminan bila murid yang belajar di kelas ber-AC akan lebih pintar dari murid yang belajar di kelas yang tidak ada AC-nya. “Dan usahakan kalo mo pake nyaman, pake jo kipas angin.”
Ngana jo Sumbangkan
Menurutnya, pemerintah sudah menerapkan aturan mendirikan sekolah yang ada ventilasi, dan segalanya tapi kenapa harus menyalahi aturan? “Kalau ada inisiatif dari orang tua untuk tambah AC, noh Ngana jo dang sumbangkan karena Ngana berkelebihan. Jangan membebani kepada yang lain,” pungkasnya.***
Pewarta: Iwan Ngadiman