Merdeka17.id – Sebanyak 22 orang guru dari Kota Manado yang telah mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 dikukuhkan menjadi guru penggerak oleh Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut Dr. Femmy J. Suluh, M.Si. di Aula Klabat Kantor BGP Provinsi Sulut pada Jum’at (12/1/2024).
Dalam sambutannya, Femmy J. Suluh mengingatkan, para guru penggerak baru tersebut untuk meningkatkan kinerja serta mampu menempatkan diri di tempat tugasnya masing-masing. “Menjadi pengawas sekolah, atau kepala sekolah, atau jabatan lainnya, itu urusan belakangan. Yang penting tingkatkan kinerja dengan ilmu atau kompetensi yang telah diperoleh,” tegas Femmy J. Suluh.
Acara pengukuhan ini diawali dengan ucapan selamat datang oleh Koordinator Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Manado terpilih Deiner E. E. Liwe, S.Pd. dan diakhiri dengan ungkapan kesan selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak oleh Jeferson Tilaar.
Tampak hadir dalam acara pengukuhan ini, para Kepala Sekolah dari setiap Guru Penggerak, keluarga dari para guru penggerak, Kepala Bidang Pembinaan GTK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Debby Mamangkey, S.Pd., M.A.P., dan Kepala Bidang Pembinaan SMA Dr. Sri Ratna Pasiak, M.Pd.
Esensi Kurikulum Merdeka
Sementara itu, Kepala BGP Provinsi Sulut Arianto Batara, S.P., M.Pd. dalam wejangan dan arahan pembukanya mengutip catatan seorang filsuf Yunani yang hidup sekitar tahun 470 – 399 SM pada masa Yunani Klasik, yakni Sokrates: “Hidup yang tidak pernah direfleksikan maka tidak layak untuk hidup”.
Arianto Batara menekankan bahwa para guru yang telah berstatus guru penggerak harus mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan di sekolah masing-masing. “Dengan berbagai keuntungan yang akan diperoleh nanti oleh guru penggerak maka itu adalah bonus. Tetapi, melakukan yang terbaik sesuai dengan esensi Kurikulum Merdeka, itu adalah yang utama,” tegas Arianto Batara.***
Kontributor: Deivy Rasubala
Pewarta: Debora Ngadiman
Editor: Iwan Ngadiman