Manado, Merdeka17.id – Netizen mengkritisi bahwa cekcok antar orang tua murid di SMP Negeri 1 Manado beberapa hari lalu karena akan dipungut uang partisipasi sebesar Rp.400.000,- per murid sudah menyalahi aturan karena diduga ada praktik pungli dan harus segera diusut.
Rekaman video viral yang dipublikasikan di salah satu media sosial pada Kamis, 14 Agustus 2025 ramai dihujani komentar baik yang pro ataupun kontra, bahkan beberapa netizen melampiaskan kekurangsenangan mereka dengan kata-kata yang kurang sedap terhadap wartawan (suara perempuan yang mengaku wartawan) yang merekam adegan tersebut.
Terkonfirmasi melalui seorang guru di sekolah tersebut pada Minggu, 24 Agustus 2025 pukul 13.05 WITA bahwa kesalahpahaman itu sudah diselesaikan di sekolah.
Walau pun begitu, netizen tetap menilai bahwa pihak sekolah sudah melenceng jauh dari aturan karena di sekolah pelat merah (atau sekolah negeri) tidak dibenarkan adanya pungutan seperti itu. Selain itu, menurut netizen, pihak sekolah menjadikan paguyuban orang tua murid sebagai alat untuk menutupi praktik pungli tersebut.
Alasan netizen karena di sekolah negeri, semua fasilitas–termasuk biaya operasional– sudah ditanggung oleh pemerintah. Sebenarnya, menurut mereka, besarnya angka uang partisipasi yang akan dipungut sudah ditentukan oleh pihak sekolah, dan pihak paguyuban hanya melaksanakan saja.***
Pewarta: Iwan Ngadiman
Berikut beberapa komentar netizen:
Tp menurut sy sekolah SDH menyalahi aturan Krn TDK ada dlm aturan sekolah dgn pungutan” luar sprti itu. Jgn berdalih dgn kesepakatan Krn dlm pembentukan paguyuban guru klas SDH sodorkan anggaran yg dimintakan dri ortu JD itu BKN murni kesepakatan tetapi melanjutkan persetujuan yg SDH di tentukan olh pihak sekolah,nah ini ortu sebagian Krn merasa diri mampu maka menyatakan diri siap dgn anggaran biaya yg SDH disodorkan olh wali klas,jadi itu BKN Krn kesepakatan tetapi oon
Mungkin takut anaknya TDK naik klas atau TDK dpt rangking.
——————————————–
Banyak sekolah² dimanfaatkan oleh guru² /kepsek mengatasnamakan komite sekolah untuk memeras orang tua murid saya tidak pernah mengikuti keputusan² komite dan guru²selama anak saya sekolah di sekolah negeri karena semua biaya operasional sudah ditanggung negara makanya orang tua harus tahu hal tersebut biasanya yang membuat uang² tambahan karena terpengaruh oleh orang tua murid yang berduit sehingga orang tua murid yang pas pasan terseret dalam sistem pemerasan dalam pendidikan
——————————————–
Miris sekali sekolah seperti memaksa org tu murid dgn alasan aturan2.
Harusnya di sekolah tdk ada lg pungutan2 karena sdh ada dana BOS
——————————————–
Doi 400 rb ibu p kira cmn daong lemong?
Pnataan skolah smo minta akan 400 rb waw
——————————————–
Hampir semua sekolah, dekorasi dibebankan ke siswa/orang tua murid..parah. bahkan orang tua di suruh datang ke sekolah melakukan dekorasi kelas….pihak sekolah/guru guru kemana?
Orang tua tidak berani memprotes takut anaknya dikucilkan. Fasilitas sekolah harusnya menjadi beban PEMERINTAH.
Ada penerapan denda yang digunakan untuk melengkapi fasilitas ataupun operasional sekolah. Lantas ke mana dana BOS memgalir.
Komite sekolah yang seharusnya mencari dana dari luar cari gampang dengan membebankan biaya ke murid/orang tua murid. Ditagih seakan akan menjadi HUTANG dengan ancaman konsekwensi tertentu. Ini bentuk PUNGLI yang harusnya bisa ditindaklanjuti aparat hukum.
——————————————–
KLO Bisa dilaporkan saja pihak sekolah Negri yg meminta uang partisipasi kepada org tua murid karna semua fasilitas yg ada disekolah harus dipenuhi pihak sekolah,,karna pihak sekolah telah menerima dana Bos,,,dari pemerintah.. Boleh diusut itu pihak sekolah
——————————————–