Merdeka17.id – “Kita dalam krisis pembelajaran. Bukti-buktinya sangat jelas. Seharusnya kita sadar bahwa kita tidak dalam kondisi baik-baik saja. Maka kita perlu bertanya: ‘Apa yang sedang kita lakukan?’”
Demikian ungkapan Arianto Batara—Kepala BGP Provinsi Sulut—saat memberikan wejangan dan arahan pada kegiatan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran Program Sekolah Penggerak Angkatan III Kabupaten Minahasa yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Tondano pada Rabu, 20 September 2023.
Pertanyaan retorika ini dilontarkan Arianto Batara kepada 18 peserta yang terdiri dari para kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah, termasuk Fasilitator Sekolah Penggerak di Kabupaten Minahasa bahwa sebenarnya kita sedang berupaya menanggulangi krisis pembelajaran ini melalui transformasi pendidikan. “Kehadiran Program Sekolah Penggerak inilah untuk memulihkan pembelajaran yang sedang krisis ini,” jelas Arianto Batara.
Bongkar Paradigma Lama
Program Sekolah Penggerak tujuannya untuk pemulihan pembelajaran. Jangan sampai tidak pernah pulih karena standarnya tak berkualitas. Agar pembelajaran itu berkualitas maka kita harus mau mengubah diri. “Kita harus membongkar paradigma-paradigma, kebiasaan-kebiasaan lama kita yang sudah puluhan tahun, walaupun itu tidak mudah,” tegas Arianto Batara.
Kegiatan ini diikuti oleh 4 kepala sekolah dari: TK GMIM Imanuel Ranomerut, SD Negeri Sasaran, SD Advent Tompaso II, dan SMP Kristen Lemoh, 10 guru, dan 4 pengawas sekolah.
Pelaksanaannya dibagi atas 3 kelas, yakni: kelas PAUD terdiri 4 peserta dengan Fasilitator Sekolah Penggerak Beldie Aryona Tombeg, S.T., M.Ars., kelas SD terdiri 8 peserta dengan Fasilitator Sekolah Penggerak Dr. Ester Yumiati, S.Th., M.Pd., dan kelas SMP terdiri 6 peserta dengan Fasilitator Sekolah Penggerak Oliviane Oroh, S.Pd., M.Pd.
Acara ini dihadiri oleh Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Drs. Stenlie H. Mamahani, dan tim pemantau dan evaluasi BGP Provinsi Sulut: Yerry Yenly Makarawung, S.Pd., M.Pd., Iwan J.S. Ngadiman, dan Natasya Makawoka, S.Sos.***
Editor: Iwan Ngadiman