Merdeka17.id – Dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi maka SD Negeri 88 Manado mulai menerapkan budaya membaca di lingkungan sekolah. Selain menyiapkan buku-buku bacaan, dan sudut baca/pojok baca, semua siswa wajib membaca selama 15 menit setiap hari.
Kepala Sekolah SD Negeri 88 Manado Nancy E. Pesik, S.Pd., M.Pd. ketika ditemui pada Kamis, 09 Oktober 2024 mengatakan, budaya membaca perlu digalakkan karena seiring kemajuan teknologi perilaku siswa mengalami pergeseran.
Mereka lebih suka nonton video daripada membaca. Untuk itu, budaya membaca sangat penting diterapkan bagi seluruh peserta didik. Dikatakan, SD Negeri 88 Manado mendapat bantuan buku bacaaan non teks dari Kemdikbudristek.
Buku dengan berbagai macam judul dan tingkatan itu lebih banyak gambar daripada tulisan atau teks sehingga anak-anak akan tertarik untuk membacanya. Dengan demikian minat baca anak mengalami kemajuan.
Begitu juga dengan numerasi menjadi perhatian serius karena sebagian besar siswa masih lemah dalam numerasi atau hitung-hitungan/matematika. Menjawab akan hal itu maka telah dilakukan pengimbasan Pandai Berhitung Dengan Metode GASING (gampang, asyik, dan menyenangkan) selama 10 hari.
Menurutnya, pengimbasan Pandai Berhitung Dengan Metode GASING menyasar siswa kelas 5 yang tercatat sebagai peserta ANBK (asesmen nasional berbasis komputer) yang diharapkan dapat menaikkan nilai numerasi.
Dari 55 siswa kelas 5 di SD Negeri 88 Manado hanya 35 orang yang terpilih secara acak. “Kami terus membekali anak-anak dengan literasi dan numerasi untuk memperbaiki Rapor Pendidikan,” kata Nancy E. Pesik.
Nancy E. Pesik yang juga adalah Ketua K3S (kelompok kegiatan kepala sekolah) Kecamatan Singkil ini, menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan bagi siswa. Antara lain, sekolah berkebhinekaan, menghilangkan praktek perundungan baik oleh siswa atau pun guru.
Hal itu semua akan tergambar dari hasil ANBK (asesmen nasional berbasis komputer) terutama survei karakter dan survei lingkungan belajar.
Semboyan
Guru di SD Negeri 88 Manado dikenalkan dengan semboyan “Pantang Mengajar Sebelum Belajar”. Untuk itu, pihaknya membentuk komunitas belajar sebagai sarana untuk mengembangkan diri yang memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara maksimal.
Selain itu, para guru didorong untuk maju dan berkembang dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensinya agar tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berkarakter.
Dalam rangka menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan, maka Nancy E. Pesik melakukan penataan halaman sekolah dengan pemasangan paving blok. Proyek ini sebagian sudah dikerjakan oleh Pemkot Manado dan sisanya dirampungkan pihak sekolah.***
Kontributor: Meldi Sahensolar
Editor: Iwan Ngadiman