Merdeka17.id – RSUP Kandou Manado saat ini menuai sorotan publik. Pasalnya, banyak keluhan publik/pasien yang merasa dirugikan namun ditengarai tidak ada itikad baik dari pihak rumah sakit untuk sesegera mungkin diselesaikan bahkan cenderung diabaikan.
Banyak informasi yang diperoleh bahwa bukan sedikit keluhan dan laporan publik/pasien tapi hingga saat ini sepertinya tidak ditindaklanjuti. Diabaikan dan hilang perlahan seiring bergantinya hari.
Lambannya penanganan keluhan publik/pasien ini diduga karena selain banyaknya “benalu yang menempel” di seputaran manajemen yang sudah keenakan “menghisap” kenikmatan, tidak profesional dalam bekerja, juga tidak ada keinginan untuk berubah menjadi lebih baik.
Mereka ini disinyalir adalah orang-orang yang menghalangi program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, Merdeka17.id membentuk tim untuk mengulik satu per satu pelayanan di RSUP Kandou Manado dan akan diturunkan berseri.
Berikut uraiannya:
Selasa, 12 November 2024
Pilih: Pasien Dikasih Kursi, atau Rawat Jalan?
Lokasi: depan IGD
Waktu: 07.00-08.00 WITA
Sumber: berbagai sumber
Sumber perempuan mengatakan, sebenarnya layanan medik di rumah sakit ini sudah bagus namun ada hal-hal yang sedikit tidak manusiawi. Seperti kejadian pada Senin, 11 November 2024. Ada beberapa pasien yang seharusnya dirawat inap tapi disuruh memilih rawat jalan.
Alasannya, kapasitas tampung dari rumah sakit sudah tidak memadai. Pihak rumah sakit memberi pilihan kepada pasien/keluarga pasien, Pilih mana, rawat inap tapi pasien hanya diberikan kursi untuk duduk sambil menunggu ruang perawatan kosong, atau rawat jalan?
Karena tidak ada kejelasan waktu–sampai kapan harus menunggu– yang menyebabkan beberapa keluarga pasien lebih memilih rawat jalan. Mereka tidak tega bila keluarganya harus menahan sakit dan hanya diberikan fasilitas tempat duduk daripada bed.
Menurutnya, semestinya manajemen paham betul bahwa RSUP Kandou Manado adalah rumah sakit rujukan yang pada waktu tertentu akan terjadi lonjakan jumlah pasien. Dengan begitu, dapat memberikan tambahan bed apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Menurutnya, dengan pulangnya pasien maka proses penyembuhan penyakitnya tidaklah efektif. “Hal ini sudah berulang kali terjadi tapi tidak ada penanganan dan perhatian serius dari pihak rumah sakit,” sesal sumber.
Petugas Nakal
Pengalaman Jeck–nama samaran– lain lagi. Mertuanya dibiarkan telantar, kelaparan sampai ngompol dan pasien hanya bisa menangis sedih karena semua keluhannya tidak digubris oleh perawat. Alasan petugas adalah kamar penuh. Karena orang dalam, melakukan pengecekan langsung di setiap sudut ruang. Ternyata bed kosong ada.
Setelah ditelusuri, ternyata ada petugas nakal yang menginginkan imbalan uang. Kejadian ini semasa Covid-19.
Saktinya Orang Dalam
Memanfaatkan orang dalam ternyata benar-benar mustajab. Suatu ketika diawal tahun 2024, salah seorang keluarga dari India–nama samaran– masuk rumah sakit swasta di Kabupaten Minahasa Utara. Sudah sejak kemarin, si pasien harus dirujuk ke RSUP Kandou Manado. Namun, beberapa kali dihubungi, jawaban dari rumah sakit tersebut selalu “penuh”.
Para petugas di rumah sakit awal pasrah saja. Entah sadar atau tidak, perawat dan dokter jaga keceplosan, “Kalo ada orang dalam di RSUP Kandou, mungkin pasien bisa segera pindah,” kata mereka.
Oleh India, menghubungi salah satu kolega. Dalam 45 menit, pasien sudah dirujuk ke RSUP Kandou Manado.***
–