Mereka ini disinyalir adalah orang-orang yang menghalangi program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, Merdeka17.id membentuk tim untuk mengulik satu per satu pelayanan di RSUP Kandou Manado dan akan diturunkan dalam beberapa episode.
Berikut uraiannya:
Sejak diberitakan secara berseri, beberapa orang mulai menghubungi Merdeka17.id dan bersedia menjadi narasumber.
Diduga kuat, perbuatan korupsi telah dilakukan oleh beberapa oknum pegawai di Unit Pengelola Darah (UPD; nama baru UTD sesuai UU Kesehatan). Perbuatan tidak terpuji ini, antara lain penjualan kantong darah (kantong wadah untuk darah, red.), juga bahan-bahan habis pakai (BHP) untuk skrining darah agar bebas kuman penyakit (reagens) serta untuk uji golongan darah, yang dilakukan secara sendiri atau pun bersama-sama.
Hal ini telah dilaporkan ke Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang dr. Jeheskiel Panjaitan, S.H., MARS (waktu itu). Beliau telah menginstruksikan langkah-langkah untuk membatasi gerak-gerik oknum diduga pelaku korupsi.
Oleh Plh. Dirut yang dijabat oleh Direktur Layanan Operasional dr. Wega Sukanto, Sp.B.T.KV (K) (waktu itu) telah melakukan rapat terbuka dengan menghadirkan para terduga pelaku korupsi di UPD. Kuat dugaan para terduga pelaku adalah GP alias Ghe, AK alias Agus, PH alias Paul, dan YT alias Yoyo.
Herannya, beberapa dari mereka justru dibela oleh beberapa pejabat di SDM, antara lain oleh Plt. Direktur SDM Suwandi Luneto.
Diduga perbuatan para terduga korupsi ini dilindungi oleh jaringan jahat mereka di manajemen rumah sakit, oknum dari bagian gudang medis dan gudang non medis, bagian perencanaan, dan bagian keuangan.
Bahkan menurut sumber, Direktur Jeheskiel Panjaitan sendiri pernah mengungkapkan bahwa bukan saja bahan-bahan habis pakai UPD yang dijual ke luar namun ada oknum-oknum lain di luar UPD yang menjual obat-obat rumah sakit.***
–