Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Kholifatus Saadah mengatakan bahwa Indonesia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN 2023 harus mampu mewujudkan sentralitas ASEAN.
“Ketika Indonesia menjadi Keketuaan ASEAN 2023, menurut saya peran penting Indonesia di sini adalah waktunya Indonesia untuk leading ASEAN centrality,” kata Kholifatus Saadah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Kholifatus mengatakan bahwa hal itu merupakan keinginan ASEAN sejak lama, yakni ingin membuat negara-negara Asia Tenggara sebagai pusat perputaran dinamika di kancah internasional karena selama ini menjadi rebutan negara-negara besar.
Menurut dia, Indonesia sejak ASEAN berdiri pada tahun 1967 sudah punya ide menjadikan sentralitas ASEAN atau ingin membuat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu sebagai pemimpin.
“Ketika Indonesia menjadi pemimpin, sudah seharusnya terakomodasi ide-idenya dengan posisi Indonesia yang sangat dihormati juga di antara anggota-anggota ASEAN,” jelas dosen Studi ASEAN itu.
Dengan demikian, kata dia, Keketuaan ASEAN 2023 merupakan momentum Indonesia mengajak seluruh anggota ASEAN untuk berpikiran dan memiliki visi yang sama terkait dengan bagaimana caranya agar ASEAN menjadi pusat dari dinamika dunia, terutama yang berkaitan dengan kerja sama.
Menurut dia, hal itu disebabkan Indonesia sangat menekankan kerja sama dan perdamaian sejak berdirinya ASEAN.
“Oleh karena itu, Keketuaan ASEAN 2023 menjadikan posisi Indonesia makin strategis dan merupakan kesempatan emas bagi Indonesia,” tegas dosen yang akrab disapa Ifa itu.
Dengan diundangnya Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jepang, menurut Ifa, merupakan peluang bagi Indonesia untuk memberikan ide-ide bahwa perekonomian bisa melewati ASEAN.
Hal itu, kata dia, disebabkan pasar ASEAN tergolong besar sehingga negara-negara Asia Tenggara bisa dilibatkan dalam perdagangan dunia.
“Tidak hanya negara-negara yang ekonominya sedang merangkak, ASEAN ini secara organisasi utuh 10 negara, ini sudah bisa menjadi kekuatan yang besar. Tidak hanya terpusat di Singapura, tetapi ASEAN sebagai sebuah kawasan regional,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga selalu menjadi sorotan karena kebijakan luar negerinya cukup menggebrak sehingga diundang untuk menghadiri KTT G7 di Jepang.
Bahkan, saat KTT G20 di Bali, lanjut dia, Indonesia sudah menjadi sorotan dunia karena pelaksanaannya cukup bagus dan mengakomodasi perdamaian-perdamaian meskipun upaya untuk mendamaikan konflik Rusia-Ukraina tidak begitu sesuai dengan harapan.
“Pengalaman sejak dahulu sampai sekarang, Indonesia juga sudah terbukti leading di ASEAN,” tegasnya.