Merdeka17.id – Minahasa adalah kota tua yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Berpuluh-puluh tahun, pembangunan di tanah nenek moyangnya Prabowo Subianto–Presiden terpilih periode 2024-2029– hanya jalan di tempat.
Saat ini, Kabupaten Minahasa lagi mencari sosok pemimpin baru. Dibutuhkan sangat figur yang ingin membangun untuk mengubah Minahasa ini menjadi suatu kota baru, terutama di bidang pariwisata agro wisata, pendidikan, dan sentra-sentra ekonomi baru.
Untuk menjawab itu, Relawan M17 mengadakan FGD dengan mengundang para tokoh yang dianggap mumpuni, yakni selain dari kalangan akademisi/dosen, juga ada Ir. Alvin Pongtuluran, M.Si., dan pemerhati/pengamat politik Max Menix Makalikis, S.Sos.
Relawan M17 adalah pensiunan PNS yang mendeklarasikan diri sebagai relawan untuk memenangkan calon kepala daerah dari Partai Gerindra, khususnya di Kecamatan Pineleng pada Rabu, 31 Juli 2024. Mereka adalah Fekie Bertje Karundeng, SS.Tp., Drs. Jansen Londa, dan Ir. Iwan J.S. Ngadiman, M.Si. (pengggagas).
Inilah rangkuman dari FGD (Focus Group Discussion) yang dilaksanakan pada Sabtu, 10 Agustus 2024 malam di markas Relawan M17 di Desa Sea, Kabupaten Minahasa yang mengangkat tema “Mencari Pemimpin Yang Baru Untuk Kemajuan Minahasa”.
Susi Fiane Sigar
Lebih populer dengan sebutan Susi Sigar saja. Label Sigar melekat setelah nama kecilnya. Masyarakat mengenal kalau beliau adalah ponakan dari Prabowo Subianto. Jika ke kampung-kampung maka respon masyarakat terhadap kehadiran Susi Sigar sangat luar biasa.
Siapa Susi Sigar? Orangnya baik, jujur, berjiwa sosial; suka membantu, dan membangun. Orangnya tidak suka ngarang-ngarang cerita karena dia bukan politisi namun beliau komit untuk membangun.
Mengaku masih bodoh dalam berpolitik tetapi bila Susi Sigar tampil, sungguh luar biasa. Dia bisa merangkul–bukan karena labelnya Sigar– tapi karena dia punya kapasitas. Dia mampu. Dan apa yang diucapkan adalah benar-benar keluar dari hati. Orangnya bagus. Selain itu, lingkaran keluarganya juga bagus.
Olga Singkoh
Dr. Olga Singkoh, M.Hum. Dosen Unima. Orangnya baik. Ber-etiket. Punya basis massa terutama di Tondano Raya karena Olga Singkoh orang Tondano. Selain itu, Olga Singkoh mempunyai basis kekuatan yang berasal dari almarhum suaminya Jantje Sajow–mantan Bupati Minahasa, red.–. Sebenarnya, Olga Singkoh kuat karena ada faktor kecemburuan dari pihaknya. Dan jika Olga Singkoh lolos–dalam survei, red.–, itu karena ada unsur ketidaksukaan dukungan pihak Olga Singkoh kepada saingan yang akan diusung partai lain. Sayangnya, Olga Singkoh agak susah untuk “mendobrak” DPP Partai Gerindra.
Jika disandingkan dengan Susi Sigar maka mereka berdua beda-beda tipis. Susi Sigar sedikit lebih unggul.
Audy Karamoy
Figurnya masih baru. Belum banyak dikenal. Bahkan saat di-googling saja, namanya agak sulit muncul. Informasi dari medsos, nuansa berpikirnya untuk kepentingan bisnis. Kalau bilang dukungan, pastilah ada. Tetapi untuk memenangkan Pilkada Bupati Minahasa dari Partai Gerindra, tampaknya Audy Karamoy bersama timnya harus bekerja keras.
Youla Lariwa Mantik
Menilik ke belakang, agak berat juga karena dia baru muncul. Dari segi komunikasi politik, bagaimana hubungannya dengan masyarakat termasuk pencitraannya, tampaknya, masih susah untuk merangkul massa. Untuk itu, Youla Lariwa Mantik bersama timnya harus bekerja lebih keras lagi.
Andre Sumual
Belum begitu dikenal sehinggga agak susah untuk merangkul massa.
Ramoy Markus Luntungan
Nama beliau muncul karena dalam beberapa pertemuan, Yulius Selvanus–Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sulut, red.– menyebut secara terbuka bahwa Ramoy Markus Luntungan adalah calon Bupati Minahasa padahal waktu itu beliau tidak ikut dalam proses penjaringan bakal calon bupati Minahasa oleh DPC Partai Gerindra Kabupaten Minahasa.
Walaupun berusia senja namun jika figur Ramoy Markus Luntungan disandingkan dengan kelima calon di atas, maka di atas kertas, Ramoy Markus Luntungan unggul dalam segala hal. Dalam karirnya sebagai PNS yang sangat cemerlang bahkan di saat menjabat hingga selesai menjadi Bupati Kabupaten Minahasa Selatan tidak ada catatan buruk. Tidak diragukan lagi kapasitasnya.***(01)