Merdeka17.id – Dirjen GTK Kemdikbudristek Nunuk Suryani membuka secara resmi Program Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PKG PJOK) Tahun 2024 melalui kanal You Tube Ditjen GTK Kemdikbudristek pada Selasa (28/5).
Sebagaimana dilansir dari siaran pers Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Setjen, Kemdikbudristek mengatakan bahwa PKG PJOK adalah program pengembangan kompetensi berkelanjutan bagi guru pengampu mata pelajaran PJOK melalui pelatihan, pendampingan, dan kegiatan kolektif guru. Program ini merupakan solusi pengembangan kompetensi dan ruang belajar bersama untuk meningkatkan kapasitas sebagai pemimpin pembelajaran.
Nunuk Suryani menjelaskan, tujuan program ini adalah untuk menciptakan pembelajaran PJOK yang berpusat pada murid secara bermakna. “Selama ini praktik pembelajaran PJOK cenderung eksklusif, karena hanya bersandar pada bakat dan bentuk fisik, gender, dan abilitas. Saat ini, Program PKG PJOK menekankan pada pembelajaran untuk semua peserta didik,” jelasnya.
Selain itu, Nunuk Suryani juga menyampaikan harapan terkait masa depan murid Indonesia melalui program prioritas ini. “Harapan jangka panjang kita, anak-anak kita, para murid Indonesia, dapat berpartisipasi secara mandiri dalam aktivitas jasmani di sepanjang hayat,” ujarnya penuh semangat.
3.570 Guru
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kasiman menjelaskan, pelaksanaan seleksi dan pendidikan Program PKG PJOK Tahun 2024 dibagi menjadi dua gelombang. Total peserta 3.570 guru.
Gelombang pertama diikuti 1.481 Guru Penggerak pengampu mata pelajaran PJOK, sementara gelombang kedua diikuti oleh 2.089 guru pengampu mata pelajaran PJOK dengan latar belakang PJOK. Semua peserta akan mengikuti pendidikan program PKG PJOK selama 3 bulan yang didampingi oleh 186 orang fasilitator.
Setelah itu, menurut Kasiman, peserta yang dinyatakan lulus pendidikan akan menjadi fasilitator diseminasi di wilayahnya masing-masing.
“Kami mengucapkan selamat kepada para peserta, dari sekian banyak pendaftar Bapak Ibu sudah terpilih. Bapak Ibu sekalian harus punya komitmen yang tinggi supaya bisa lulus dan akhirnya bergabung dan terlibat dalam proses pengimbasan atau diseminasi,” tutup Kasiman.***
Pewarta: Iwan Ngadiman