Petenis Serbia peraih 22 gelar Grand Slam Novak Djokovic memuji penampilan rekan senegaranya penyandang predikat pemain terbaik atau Most Valuable Player (MVP) NBA dua kali beruntun, Nikola Jokic.
Nama Jokic menjadi pembicaraan di dunia olahraga setelah bintang basket asal Serbia itu memimpin Denver Nuggets menyapu bersih Los Angeles Lakers, Selasa, untuk mencapai Final NBA untuk pertama kalinya dalam sejarah liga bola basket putra tersebut.
Ketika ditanya usai pertandingan tentang rekan senegaranya Djokovic, Jokic dengan cepat memuji petenis berusia 36 tahun itu.
“Dia adalah orang yang mewakili Serbia dalam kancah yang jauh lebih besar,” kata Jokic dikutip dari laman resmi ATP, Rabu.
“Dia adalah duta besar Serbia, dan dia benar-benar (seorang) idola bagi anak-anak di Serbia dan tidak hanya di lapangan, (tetapi dengan) hal-hal yang dilakukan yayasannya. Dia adalah pria yang bisa Anda jadikan panutan, ‘Aku ingin seperti dia’,” ujar Jokic.
“Dia melakukan sesuatu yang hebat untuk anak-anak, untuk Serbia, untuk segalanya. Jadi kita tidak bisa dibandingkan.”
Djokovic juga sering memuji Jokic. Juara 93 kali level tur itu membagikan unggahan melalui akun Instagram miliknya untuk merayakan kesuksesan Jokic membawa Nuggets untuk pertama kalinya ke final NBA.
Dalam unggahan Story-nya Djokovic mengunggah ulang video Jokic usai pertandingan sambil membubuhkan kalimat singkat “Keluarga MVP” yang dibubuhi dengan emoji hati, trofi dan medali, sebagai bentuk dukungan.
Saat Jokic meraih penghargaan MVP pertamanya dua tahun lalu, Djokovic juga mengenakan seragam Nuggets saat latihan menjelang Roland Garros.
“MVP! MVP! Ini untuk teman saya Nikola Jokic, The Joker,” kata Djokovic dalam video yang direkamnya saat itu.
“Selamat untuk gelar MVP Anda, memang pantas. Salam hangat dari Paris, Roland Garros. Saya membawa Anda hari ini bersama saya dalam latihan dan semoga memberi Anda keberuntungan di babak playoff. Semua yang terbaik, temanku!”
Jokic bisa saja menghadapi Jimmy Butler dan Miami Heat di Final NBA. Saling kagum antara para atlet juga terjadi ketika Butler menyaksikan Carlos Alcaraz bermain di Buenos Aires dan Miami awal tahun ini.
“Dia selalu tenang. Dia tidak pernah bingung dan lebih dari segalanya, sepertinya dia bersenang-senang di luar sana,” kata Butler.
“Saya pikir setiap kali Anda bersenang-senang dan Anda memiliki mentalitas bahwa Anda tahu Anda yang terbaik, Anda pergi ke sana dan Anda bermain seolah-olah Anda yang terbaik, hasil akan terjadi dan dia bukan No. 1 tanpa alasan.”