Manado, Merdeka17.id – Maudy Manoppo, S.H., Sp.N. lahir di Manado pada tanggal 29 Oktober 1966. Ia dikenal sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) senior di Manado, profesi yang telah dijalaninya selama 23 tahun.
Semasa remaja, ia bersekolah di Manado. Tercatat ia tamat dari SD Suster, SMP Negeri 1 Manado, dan SMA Negeri 1 Manado. Maudy adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Ia kemudian melanjutkan pendidikan Spesialis Notariat (Sp.N.) di Universitas Indonesia (UI).
Sebelum mendedikasikan dirinya sebagai notaris, ia mengawali karier selama 13 tahun di dunia perbankan, tepatnya di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang kemudian beralih menjadi Bank Mandiri. Ia berasal dari latar belakang keluarga pendidik.
Ibunya adalah seorang Profesor Doktor Sastra dan merupakan doktor wanita pertama di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Tercatat, Dekan Fakultas Sastra, Universitas Sam Ratulangi Geraldine Y.J. Watupongoh.
Di luar kesibukan profesionalnya, Maudy juga aktif dalam pelayanan dan organisasi. Ia tercatat sebagai salah satu Penatua di Jemaat GMIM “Paulus” Titiwungen Wenang Mahakeret.
Ia juga merupakan Senior Member GMKI. Dalam kancah politik, ia pernah menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Manado periode 2008–2016.

Miliki Integritas
Saat ditemui pada Senin, 27 Oktober 2025, Maudy memberikan pandangannya mengenai tantangan generasi muda. Menurutnya, pemuda sekarang menghadapi era persaingan global yang menuntut kualitas yang “tidak biasa”.
“Harus punya ilmu yang tinggi. Harus memiliki komitmen, harus memiliki integritas, harus memiliki kemampuan-kemampuan yang yang tidak biasa,” tegasnya.
Ia merangkum fondasi utama yang wajib dimiliki anak muda saat ini agar tidak goyah oleh perkembangan zaman. “Prinsip. Harus mandiri. Harus pandai dan punya integritas. Jangan mudah terombang-ambing oleh arus zaman,” tandasnya.
Baginya, pemuda saat ini harus berjuang menggunakan pikiran dan mental untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, berbeda dengan perjuangan fisik era 1928 untuk meraih kemerdekaan.***
Penulis: Vira Emelin Kumaat, Desweetny Miyuki Violletta Singon

