Manado, Merdeka17.id – Tindakan Rektorat Unsrat dengan memberlakukan kuliah daring sejak 20-23 Mei 2025 mencerminkan ketakutan yang berlebihan dari Pimpinan Unsrat terhadap Aksi Damai dari ADAKSI. Akibatnya, kampus lengang, sunyi, sepi, karena tidak banyak orang.
Setiap orang yang akan masuk Kampus Unsrat di pintu utama “diinterogasi”. Bahkan, menurut Boyke Rorimpandey, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Ralfie Pinasang terlibat langsung di situ. Jika mahasiswa maka ditanyai apakah akan ikut demo? Menyebabkan banyak mahasiswa ataupun pengunjung balik kanan. Hal itu terjadi pada Selasa, 20 Mei 2025.
Padahal, menurut Pembina ADAKSI Wilayah Sulawesi Utara Boyke Rorimpandey (Fapet) bahwa aksi tersebut akan diikuti oleh 300 orang. Seratus dosen dan 200 mahasiswa. Akhirnya yang ikut aksi hanya 20-an orang saja.
Dalam situasi ini, media ini merangkum pandangan dua dosen, yakni Dr. Leviane Jackelin Hera Lotulung, S.Sos., M.I.Kom. (FISIP) dan Prof. Dr. Ir. Fabian J. Manoppo, M.Agr. (Fatek).
Alih-alih antisipasi eskalasi pemilihan BEM Unsrat yang belum selesai prosesnya, rektorat berupaya “meliburkan” sehingga saat sekelompok dosen Unsrat yang menamakan diri ADAKSI (Aliansi Dosen Akademik dan Kevokasian Seluruh Indonesia) Wilayah Sulawesi Utara melakukan Aksi Damai pada Selasa, 20 Mei 2025 di Kampus Unsrat tidak banyak ditonton oleh dosen dan mahasiswa.
Ketakutan Berlebihan
Menurut Dr. Leviane Jackelin Hera Lotulung, S.Sos., M.I.Kom. bahwa tindakan pihak rektorat ini mencerminkan ketakutan yang amat sangat bilamana tuntutan ADAKSI mendapat simpati dari para dosen dan mahasiswa.
“Melihat gelagat, mereka terlalu khawatir jika para dosen Unsrat yang tadinya pasif, berbalik mendukung perjuangan ADAKSI secara nyata, yakni dengan turun ke jalan bergabung melakukan demo,” kata Sekretaris Satgas PPKS Unsrat ini.
Sementara itu, “Ketakutan yang berlebihan dari Pimpinan Unsrat, di mana ada dosen dan mahasiswa Fakuktas Teknik yang akan melakukan praktikum dan ujian terhalang masuk kampus sehingga proses akademik terganggu,” begitu komentar Prof. Dr. Ir. Fabian J. Manoppo, M.Agr. dalam WA Group.***
Pewarta: Iwan Ngadiman