Jakarta, Merdeka17.id – Proses penyaluran tunjangan langsung ke rekening guru di berbagai daerah terus menunjukkan tren yang positif. Sejak diluncurkan pada 13 Maret 2025 lalu, capaian positif di daerah tersebut, turut berpengaruh secara nasional.
Mengacu pada target hingga triwulan I-2025 yang semula direncanakan sekitar 200 ribuan ternyata melesat hingga 587.905 atau sekitar 40% dari total sasaran, yakni 1.476.964 guru.
“Penyaluran ini dilakukan secara bertahap dan terus diupayakan agar berlangsung lebih cepat, efisien, dan akuntabel,” ujar Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Nunuk Suryani di Jakarta pada Selasa, 08 April 2025.
Faktor Kunci
Kecepatan daerah-daerah tersebut dalam penyaluran tunjangan guru, menurut Nunuk Suryani, dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, yakni kepedulian guru dalam melakukan pemutakhiran di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), keaktifan guru dalam verifikasi dan validasi rekening pada Info GTK, serta respons cepat pemerintah daerah dalam memproses Surat Keterangan Tunjangan Profesi (SKTP) bagi guru yang datanya dinyatakan valid.
Adapun daerah dengan persentase penyaluran tertinggi adalah Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dengan capaian penyaluran mencapai 93%. Disusul oleh Provinsi Papua Selatan (92%), Kota Bengkulu (91%), Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah (88%), dan Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu (85%).
Tidak hanya itu, sebanyak 146.608 guru non-ASN (setara dengan 37%) juga telah menerima tunjangan profesi guru. Termasuk 71.166 guru non-ASN yang telah memperoleh tunjangan sebesar Rp2 juta per bulan, seperti yang diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2024.
Dampak Nyata
Penyaluran tunjangan langsung ke rekening telah memberikan manfaat yang dirasakan langsung oleh guru. Kebijakan ini dinilai menjadi sebuah langkah positif, efektif, dan dapat memotivasi guru untuk memberikan layanan pendidikan bagi murid-murid.
Indartha Meiputra–Guru SD Negeri Karanganyar Kota Pasuruan, Jawa Timur– turut mengapresiasi sistem ini. Menurutnya, sistem ini menjadi langkah positif dalam memastikan hak guru diterima dengan lebih cepat.
“Sebagai seorang guru yang telah menerima tunjangan profesi melalui transfer langsung dari pemerintah pusat, saya merasa kebijakan ini merupakan langkah positif dalam memastikan hak guru diterima dengan lebih cepat dan transparan.” tuturnya.
Senada dengan itu, Ragil Dimas Pamungkas–guru SMP Katolik Ricci 1, Jakarta Barat–mengatakan bahwa mekanisme baru penyaluran tunjangan ini membuat prosesnya lebih cepat dari biasanya.
“Lebih cepat dari biasanya, sebelumnya kadang diterima mendekati tengah tahun dan dirapel dua triwulan. Terima kasih banyak semua pihak yang terlibat memperlancar distribusi TPG ini,” ungkapnya.
Ari Wahyuni–guru Non ASN SD Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta–, menyampaikan apresiasinya. “Alhamdulillah tunjangan sertifikasi Guru Non ASN triwulan pertama tahun 2025 sudah cair. Proses pendataan sampai dengan pencairan cukup lancar dan cepat sehingga sesuai harapan kami,” tuturnya.
Sementara itu, Widuri Dea Sari, guru dari SD Negeri 111 Palembang mengungkapkan, pembaharuan sistem ini semakin memudahkan, sehingga semakin memotivasi para guru untuk memberikan pendidikan terbaik. “Saya merasa sangat senang dengan adanya transfer langsung tunjangan profesi guru dari pemerintah pusat. Prosesnya lebih cepat sehingga saya bisa menerima hak saya tepat waktu. Hal ini tentu sangat membantu meningkatkan kesejahteraan kami dan memotivasi kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi pendidikan anak-anak Indonesia,” ujarnya.***
Pewarta: Iwan Ngadiman