Merdeka17.id – ASIANO GAMMY KAWATU. Dalam karirnya sebagai PNS, telah mencapai puncak tertingi, yakni Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Dalam chit-chat, orangnya smart, ramah, murah senyum, suka memperhatikan orang, dan enak diajak ngobrol.
Ketika berkesempatan mewawancarainya, sebelum acara Pelantikan DPC, PAC, Ranting, dan Apel Kader Partai Gerindra Kabupaten Minahasa Selatan di Turangga, Kabupaten Minahasa Selatan pada Jum’at, 20 September 2024, beliau mengutarakan sedikit pemikiran dan niatnya untuk membangun daerahnya asalnya, yaitu Kabupaten Minahasa Selatan.
Asiano Gammy Kawatu bersama Deren Paulorino Runtuwene berkeinginan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Selatan periode 2024-2029. Kenapa punya kerinduan ke sana? Karena, Gammy–begitu sapaannya– berniat baik untuk bagaimana ke depan membangun daerah yang sama-sama kita cintai ini menjadi lebih baik.
Untuk itu, Gammy mempunyai visi besar, yakni visi bersama yang tegak lurus dengan visi Prabowo-Gibran, yakni secara bersama mewujudkan Kabupaten Minahasa Selatan maju. Kenapa bersama? “Karena kalau kita membangun sendiri-sendiri, beda dengan kita bergotong royong; mapalus. Ada kebersamaan,” kata Asiano Gammy Kawatu.
Kenapa maju? Karena keinginan setiap manusia itu sangat manusiawi: torang musti lebih maju dari kondisi yang ada sekarang. Kalau dikatakan kemajuan itu belum ada, pasti sekarang sudah ada. Problemnya, kecepatannya itu mungkin yang kita tambah. Istilah anak muda Gas Fol lah.
Dalam rangka membangun Kabupaten Minahasa Selatan Maju, Asiano Gammy Kawatu dan Deren Paulorino Runtuwene yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai NasDem bersama partai pendukung lainnya seperti Partai Demokrat, PSI, Garuda, dan Buruh, merasa optimis bahwa cita-cita membangun daerah tercinta akan lebih cepat lagi.
“Mengembangkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki. Apalagi torang di sini, punya jalur trans Sulawesi sehingga jadi daerah transito,” kata Asiano Gammy Kawatu.
Ke depan, Asiano Gammy Kawatu menginginkan pengembangan dan pembangunan sektor pertanian dan perikanan. Di dalamnya bagaimana menyiapkan holtikultura di Modoinding dan Tompaso Baru, bisa disuplai nantinya ke IKN (ibu kota nusantara).
Di IKN, penduduknya pasti akan berkembang. Jika bisa mendapatkan pangsa pasar sebesar 10% saja, bisa dibayangkan berapa duit yang bisa masuk ke Kabupaten Minahasa Selatan. UMKM meningkat, petani mendapatkan pendapatan lebih, nelayan juga demikian. Lebih daripada itu terjadi kemajuan dan tingkat kesejahteraan.
Membangun Pendidikan
Bagaimana dengan sektor pendidikan? “Bicara pendidikan, itu kebetulan dunia saya. Ya, empat tahun saya menjadi Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jadi, kerinduan saya ingin mengembangkan SDM. Terutama dari guru dan infrastruktur,” kata Asiano Gammy Kawatu.
Kalau guru, maka akan dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasan dan kemampuan mereka. Karena indeks kemampuan para guru kita relative rata-rata di bawah nasional. Kompetensi harus diperbaiki. Selain itu, guru harus fokus pada mendidik dan mengajar. Kalau hal-hal politik, janganlah libatkan guru.
Infrastruktur juga, misalnya RKB dibangun kalau memang ada yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Tetapi sarana dan prasarana juga untuk proses pendidikan perlu ditambah energinya.
Artinya, kita bisa menyesuaikan dengan terjadinya proses digitalisasi sekarang ini karena anak-anak muda sudah pada melek digitalisasi. Apalagi Deren Paulorino Runtuwene, beliau adalah anak muda yang bisa menyesuaikan dengan pengembangan anak muda yang ada di dunia pendidikan itu.
Asiano Gammy Kawatu berharap ada lompatan untuk membangun pendidikan bahkan dalam pikirannya sebaiknya ada satu dua sekolah unggulan termasuk sekolah vokasi yang bisa mempercepat anak-anak muda masuk ke dunia kerja.
Strategi Mensejahterakan
Bagaimana strategi bapak untuk mensejahterakan masyarakat Kabupaten Minahasa Selatan? “Tentu bukan dari pikiran saya sendiri. Pikiran banyak orang termasuk yang arus bawah. Saya sudah mengunjungi lebih dari 250 – 300 titik dalam 3 bulan terakhir ini, berjumpa dengan masyarakat dalam suka dan duka termasuk di wilayah pesisir dan wilayah-wilayah pegunungan.”
“Banyak yang saya dapatkan. Misalnya, ‘Pak torang ingin mengembangkan UMKM yang berkait dengan bagaimana memberdayakan ikan, puru ikan, dan lain-lain tapi kita dibatasi tidak adanya dana dan pelatihan’.”
Baginya, hal itu diatasi dengan kerjasama. Contoh, dengan adanya mini market, dan lain-lain maka pihaknya akan melakukan kerjasama. Dengan begitu, UMKM bisa memasarkan hasilnya di situ.
Maka dari itu, dengan kemajuan yang ada sekarang ini maka koordinasi akan lebih mudah. Apalagi kalau kita punya komunikasi yang baik dengan banyak orang.***
Pewarta: Iwan Ngadiman